Pages

Minggu, 10 Oktober 2010

KEBUDAYAAN KHAS LAMONGAN

PENGANTIN BEKASRI
Daerah lamongan memiliki tradisi sendiri dalam melaksankan upacara pernikahan, pernikahan di Lamongan ini disebut pengantin bekasri. berasal dari kata bek dan asri, bek berarti penuh, asri berarti indah/menarik jadi bekasri berarti penuh dengan keindahan yang menarik hati. pada dasarnya tahapan dalam pengentin bekasri dapat dijadikan dalam empat tahap yaitu tahap mencari mantu, tahap persiapan menjelang peresmian pernikahan, tahap pelaksanaan peresmian pernikahan dan tahap setelah pelaksanaan pernikahan.



 Tahap mencari mantu terdiri dari beberapa kegiatan yaitu, (1) ndelok/nontok atau madik/golek lancu. (2) nyotok/ganjur atau nembung gunem. (3) nothog/dinten atau negesi. (4) ningseti/lamaran. (5) mbales/totogan. (6) mboyongi. (7) ngethek dina. Tahap persiapan menjelang peresmian pernikahan meliputi, (1) repotan (2) mbukak gedhek atau mendirikan terop (3) ngaturi atau selamatan. Tahapa pelaksanaan peresmian pernikahan terdiri dari (1) ijab kabul atau akad nikah (2) memberikan tata rias atau busana pengentin (3) upacara temu pengantin (4) resepsi. Tahapan setelah peresmian pernikahan yang merupakan tahapan terakhir adalah sepasaran.



Semua kegiatan masing-masing tahapan ini dapat dilaksanakan secara penuh tetapi juga dapat dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang dianggap penting dan disesuaikan dengan situasi kondisi lokal setempat. Pada tahapan pelaksanaan kegiatan, kedua pengantin merupakan pusat perhatian semua tamu yang hadir, pengantin perlu dirias dan diberi busana yang lain dari busana sehari-hari. tata rias dan busana pengantin bekasri memiliki keunikan tersendiri yang pada dasarnya meniru busana raja dan permaisuri atau busana bangsawan. Karena daerah Lamongan pada jaman kerajaan Majapahit merupakan wilayah yang dekat dengan ibukota Majapahit, maka busana yang ditiru dengan sendirinya adalah busana raja dan permaisuri Majapahit.
TARI TURUNGGO SULAH
 
Tari ini menggambarkan sekelompok prajurit berkuda yang sedang berlatih. Mereka terlihat sangat lincah. Tari ini merupakan pengembangan dari kesenian Kepang Dor yang bertujuan untuk melestarikan kesenian-kesenian yang masih sangat banyak di Kabupaten Lamongan.
Tari Turonggo Solah juga berasal dari Lamongan. Tari Turonggo dapat ditampilkan dalam bentuk tunggal, berpasangan, atau secara kelompok. Tema yang dipergunakan Tari Turonggo Solah adalah tema pendidikan, yang dilatar belakangi dari Tari Kepang Jidor. Dalam penampilannya, Tari Turonggo Solah memiliki dua gaya, yaitu gaya feminim dan gagah. Penarinya membawa properti kuda-kudaan atau kuda lumping yang terbuat dari bahan bambu.Tari Turonggo Solah berkarasteristik gerakannya lincah dan gagah.
Tarian ini sering disajikan sebagai tari pertunjukkan dengan iringan musik gamelan jawa, akan tetapi yang lebih dominan adalah alat musik jidor. Busana penari memakai gaya Jawa Timuran
( Gaya Surabayaan).

Perlengkapan Tari :
  • Ikat kepala
  • Jamang
  • Baju
  • Celana
  • Kalung
  • Post dekker
  • Stagen
  • Sabuk
  • Rapek
  • Ilat - ilatan
  • Kain waron
  • Kain panjang
Jenis alat musik untuk mengiringi tarian Turonggo Solah nyanyian atau vokal manusia seperangkat gamelan jawa berlaras slendro atau pelog.(http://ajeng100894.blogspot.com/2009/05/tari-turonggo-solah.html)
 TARI CAPING NGANCAK

Tari ini menceritakan tentang kehidupan masyarakat Lamongan yang sebagian besar adalah masyarakat petani. Tari ini menggambarkan proses para petani yang sedang bekerja mulai dari menanam, merawat, hingga memanen.
Prestasi tari : Fenomenal, itulah kata yang pantas diucapkan terkait prestasi Lamongan beberapa tahun terakhir ini di bidang seni tari. Buktinya, satu lagi tari produk Lamongan, yakni Caping Ngancak berhasil menjadi juara I dalam festival seni tari siswa tingkat nasional di Bandung Kamis (24/7) malam.
Tari Caping Ngancak maju ke bandung mewakili Jawa Timur dan akhirnya mampu menyisihkan kontestan lain dari 33 propinsi se-Indonesia. Sebelum terpilih menjadi juara tari Caping Ngancak masuk lima besar. Diantaranya bersaing dengan Provinsi Banten, Jawa Barat, Sumatera, dan Kalimantan selatan.
Dalam pelaksanaan lomba kemarin para siswi SMPN 1 Kembangbahu dihadapkan pada para juri yang berasal dari STSI Bandung, IKJ, dan Departemen Pendidikan nasional (Depdiknas) sebagai pelaksana festival. Acara ini berlangsung 23 dan 24 juli di STSI Bandung, dibuka oleh Wakil Gubernur Jabar Dede Yusuf.
Tari Caping Ngancak menceritakantentang kehidupan dan kegiatan sehari-hari petani. Antara lain, berangkat dari rumah, bertanam padi, hingga panen. Tari ini disusun sekitar April lalu. sebulan setelah diciptakan diikutkan dalam festival budaya Adikara II di malang dan meraih tiga dari lima nominasi disediakan.
TARI SILIR - SILIR

Satu lagi seni tari asal Lamongan mempersembahkan prestasi membanggakan, setelah tari nasi boranan berhasil menjadi juara umum lomba seni tari se-Jawa Timur, tari Silir-silir kembali mengangkat nama Lamongan dalam bidang seni tari setelah tarian yang dibawakan siswi SMPN 1 Tikung dinilai sebagai yang terbaik se-Jawa Timur.
Seperti namanya tari silir-silir merupakan rangkaian perwujudan angin yang bertiup lembut. Angin tersebut berasal dari lambaian lembut kipas para penarinya. Oleh sebab itu tari silir-silir diperagakan oleh penari dengan membawa kipas.
Tarian silir-silir diciptakan oleh Tri Kristiani seorang guru di SMPN 1 Tikung, ia mengaku menyelesaikan rangkaian gerakan tari tersebut selama sebulan. Kemudian ia mengajarkannya kepada para siswinya, yang kemudian diputuskan untuk tampil di festival seni tari tingkat Jawa Timur.
Mengenai ide penciptaan tarian silir-silir itu, Tri Kristiani mengatakan, ide seni tari tersebut muncul dari kondisi alam Lamongan yang panas sering membuat kegerahan. Karena itu, baik yang dirumah, di sekolah, atau di pasar sekalipun orang sering kipas-kipas karena kepanasan. Sedangkan selama proses penciptaan beberapa masukan dari rekan Tri Kristiani juga membuat rangkaian seni tari ini semakin bagus. Selain itu ia juga berkoordinasi dengan penata busana Ninin dan penata musik Purnomo, sehingga terciptalah seni tari silir-silir yang akhirnya menjadi yang terbaik se-Jatim.
Tari Silir-Silir diangkat dari sebuah kondisi alam Kota Lamongan yang panas. Para remaja berkumpul, bercanda ria sambil menikmati tiupan angin yang berasal dari kipas yang dibawanya.

TARI SINAU

Tari ini menceritakan sekelompok anak yang sedang menimba ilmu agama Islam, atau biasa disebut mengaji. Mereka berbondong bondong untuk mempelajari agama Islam, yang merupakanb tradisi masyarakat Lamongan untuk menimba ilmu agama sejak dini.

SEGO BORAN


Tari BORAN (Sego Boran) adalah penggambaran suasana kehidupan para penjual Nasi Boran di Kabupaten Lamongan dalam menjajakan dagangannya dan berinteraksi dengan pembeli. Kesabaran, gairah, dan semangat serta ketangguhan adalah smangat mereka dalam menghadapi ketatnya persaingan dan beratnya tantangan hidup untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Iwak kutuk, sambel, sili, plethuk, peyek, gimbal, empuk adalah ciri khasku, Nasi Boran khas Lamongan.
Penata Tari : Ninin Desinta Y, S.Sn
Penata Iringan : Sarono, S.Sn
Prestasi Tari Boran :
Tari Boran digarap pada tahun 2006 untuk mengikuti FESTIVAL KARYA TARI JAWA TIMUR (FKT JATIM) di Taman Krida Budaya Malang pada tanggal 28 Juli 2006. Dalam FKT JATIM 2006 tersbut Tari Boran meraih 7 dari 8 kategori yang dinominasikan, yaitu :
  1. 3 penata tari unggulan
  2. Penata tari terbaik
  3. 3 penata rias busana unggulan
  4. Penata rias dan busana terbaik
  5. 5 penyaji unggulan
  6. Penyaji terbaik antar wilayah Parama Nitya gatra budaya Purwa
  7. Penyaji terbaik
Dengan menyabet gelar Juara Umum maka Kabupaten Lamongan mewakili Jawa Timur untuk maju ke tingkat Nasional.
Pada tanggal 14 Agustus 2007 Tari Boran maju ke tingkat Nasional dalam even PARADE TARI NUSANTARA 2007 di Sasana Langen Budaya TMII Jakarta, dibawakan oleh 8 penari.
Dalam even ini Tari Boran mewakili Jawa Timur kembali meraih Juara Umum dengan meraih 8 dari 9 nominasi, yaitu :
  1. 5 penata tari unggulan
  2. 5 penata musik unggulan
  3. 5 penata rias busana unggulan
  4. Penata tari terbaik
  5. Penata musik terbaik
  6. Penyaji unggulan antar wilayah Jawa Bali
  7. 10 penyaji unggulan
  8. Penyaji terbaik.
Dengan meraih gelar juara umum maka Propinsi Jawa Timur kembali membawa PIALA BERGILIR IBU TIEN SOEHARTO untuk ketiga kalinya.

TARI MAYANG MADU 

Tari ini menceritakan tentang perjalanan Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Penyebarannya melalui kesenian, salah satunya dengan musik. Musik yang dipakai adalah Singo Mengkok. Tari mayang Madu berasal dari daerah Lamongan. Tari ini biasa ditampilkan dalam bentuk tari tunggal, tari kelompok, maupun tari massal.
Tari Mayang Madu mempunyai konsep islami dan tradisional, karena Tari Mayang Madu diilhami dari kegigihan syiar agama islam di Lamongan yang disebarkan oleh Sunan Drajat dengan cara menggunakan gamelan sebagai medianya. Gamelan Sunan Drajat terkenal dengan sebutan gamelan "Singo Mengkok". Latar belakang Sunan Drajat menggunakan media seni karena pada saat itu masyarakat banyak yang masih memeluk agama Hindu, Budha dan pengaruh dari kerajaan Majapahit.
Nama tari Mayang Madu diambil dari sejarahnya Raden Qosim yang memimpin dan memberi teladan yang baik untuk kehidupan di Desa Drajat Paciran. Lalu Sultan Demak ( Raden Patah ) memberi gelar kepada Raden Qosim yaitu "Sunan Mayang Madu" pada tahun 1484 Masehi. Untuk mengenag jasa perjuangan Sunan Mayang Madu ( Raden qosim ), maka tarian khas Lamongan disebut dengan Tari Mayang Madu, agar masyarakat Lamongan tergugah hatingya untuk tetap meneruskan perjuangan Sunan Mayang Madu dalam menyebarkan agama islam.
Penata Tari : Arif Ansori.
Penata Musik : Suwandi S,Sn.
Busana Tari Mayang Madu:
  • Kerudung Polos+kerudung biasa
  • Hiasan Kerudung
  • Anting-anting
  • Baju berlengan panjang
  • Sabuk
  • Epek
  • Kemben
  • Rok panjang
  • Celana
Keunikan Tari Mayang Madu:
  • Improfisasi pada gerak bagian pertama
  • Gerak tari bisa juga menggunakan lagu shalawatan
  • Musik gamelan dan shalawatan teradu dengan musik rebana
  • Busana sesuai dengan nuansa islami
  • Sifat Tarinya lemah lembut, gemulai, dan juga pejuang
  • Rias wajah cantik karena berkarakter putri

 
Tari Caping Ngancak 
 
Tari ini menceritakan tentang kehidupan masyarakat Lamongan yang sebagian besar adalah masyarakat petani. Tari ini menggambarkan proses para petani yang sedang bekerja mulai dari menanam, merawat, hingga memanen.
Prestasi tari : Fenomenal, itulah kata yang pantas diucapkan terkait prestasi Lamongan beberapa tahun terakhir ini di bidang seni tari. Buktinya, satu lagi tari produk Lamongan, yakni Caping Ngancak berhasil menjadi juara I dalam festival seni tari siswa tingkat nasional di Bandung Kamis (24/7) malam.
Tari Caping Ngancak maju ke bandung mewakili Jawa Timur dan akhirnya mampu menyisihkan kontestan lain dari 33 propinsi se-Indonesia. Sebelum terpilih menjadi juara tari Caping Ngancak masuk lima besar. Diantaranya bersaing dengan Provinsi Banten, Jawa Barat, Sumatera, dan Kalimantan selatan.
Dalam pelaksanaan lomba kemarin para siswi SMPN 1 Kembangbahu dihadapkan pada para juri yang berasal dari STSI Bandung, IKJ, dan Departemen Pendidikan nasional (Depdiknas) sebagai pelaksana festival. Acara ini berlangsung 23 dan 24 juli di STSI Bandung, dibuka oleh Wakil Gubernur Jabar Dede Yusuf.
Tari Caping Ngancak menceritakantentang kehidupan dan kegiatan sehari-hari petani. Antara lain, berangkat dari rumah, bertanam padi, hingga panen. Tari ini disusun sekitar April lalu. sebulan setelah diciptakan diikutkan dalam festival budaya Adikara II di malang dan meraih tiga dari lima nominasi disediakan.

Tari Kiprah Bahlun
 
Tari ini merupakan tari pembuka dalam kegiatan kesenian tayub khas Lamongan. Tari ini menceritakan tentang ucapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.


Tari Sinau


Tari ini menceritakan sekelompok anak yang sedang menimba ilmu agama Islam, atau biasa disebut mengaji. Mereka berbondong bondong untuk mempelajari agama Islam, yang merupakanb tradisi masyarakat Lamongan untuk menimba ilmu agama sejak dini.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text